MAKALAH IPS
IX – D
DINAS PENDIDIKAN KOTA
MALANG
SMP NEGERI 8
TAHUN AJARAN 2013 / 2014
KATA
PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, kami Tim Penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Adapun
tujuan kami membuat makalah ini untuk menambah nilai tugas berdiskusi kelompok
pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial yang dibimbing oleh Ibu Herminingsih.
Disamping bertujuan untuk menambah nilai,
kami juga ingin membantu para pembaca agar lebih mudah memahami pelajaran yang
bersangkutan dengan materi kami yang mengangkat bab “Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian
Barat”. Kami menyusun makalah ini dengan bantuan Ibu
Guru kami, dan menambahkan materi yang diambil dari situs internet.
Semoga tugas kami ini dapat membuahkan nilai
maksimal dan membantu pemahaman materi kepada Anda. Makalah ini belum sempurna
dan kami harap dapat bantuan kerjasamanya dari setiap pihak.
Demikian hasil makalah kami, atas perhatian dan kerjasama dari semua pihak kami ucapkan banyak terima kasih.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa pun yang membaca.
Demikian hasil makalah kami, atas perhatian dan kerjasama dari semua pihak kami ucapkan banyak terima kasih.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi siapa pun yang membaca.
Malang, 25 Juli 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Irian Barat merupakan wilayah
Indonesia yang terletak dibagian paling timur. Dengan kekayaan alamnya seperti bahan-bahan industri yang sangat
dibutuhkan oleh Negara-negara di Eropa. Diantara Negara-negara itu adalah Belanda. Belandamenguasai Irian Barat sebenarnya sudah sejak tahun
1828. Namun, penguasaan secar hukum sesungguhnya baru dimulai pada tahun
1898. Ketika itu, parlemen Belanda menyetujui untuk mendirikan
pemerintahan di Irian Barat.
Pada tahun 1939 – 1945 berlangsung perang dunia II.
Perang Pasifik merupakan bagian dari perang
dunia II. Berlangsungnya perang Pasifik mengubah posisi belanda
di Irian Barat. Kedudukan belanda digantikan oleh jepang. Jepang mulaimenguasai Irian Barat tanggal 19
april 1942. Selama perang Dunia II jepang berkuasadi Irian Barat.
Namun, akhir perang dunia II ditandai dengan kekalahan pihak Jepangdan kemenangan di pihak sekutu. Kemenangan sekutu memberi peluang kepada belanda
untuk menjajah kembali Indonesia terutama Irian Barat. Maka dari itulah pemerintah
Indonesia melakukan upaya pembebasan Irian Barat.
1.2
Tujuan
A.
Menguraikan latar belakang terjadi perjuangan
mengembalikan Irian Barat.
B.
Mengidentifikasi upaya pengembalian Irian Barat melalui
diplomasi, konfrontasi, politik-ekonomi, dan TRIKORA.
C.
Mendeskripsikan persetujuan New York dan Pepera
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar belakang terjadinya perjuangan
mengembalikan Irian Barat
Salah satu keputusan KMB menyatakan
bahwa status Irian Barat akan ditunda setahun sesudah pengakuan kedaulatan. Dari keputusan ini terjadi perbedaan
penafsiran antara Indonesia dengan Belanda. Pihak Indonesia menafsirkan bahwa
Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia. Tetapi pihak Belanda menafsirkan hanya akan
merundingkan saja masalah Irian Barat. Dalam perjalanan waktu, Belanda tidak
mau membicarakan masalah Irian Barat dengan Indonesia. Itulah sebabnya
bangsa Indonesia dengan berbagai upaya terus berjuang untuk merebut Irian
Barat.
B.
Perjuangan Diplomasi : Pendekatan
Diplomasi
1. Perundingan
Bilateral Indonesia Belanda
Pada tanggal 24 Maret 1950 diselenggarakan Konferensi
Tingkat Menteri Uni Belanda - Indonesia. Konferensi memutuskan untuk membentuk
suatu komisi yang anggotanya wakil-wakil Indonesia dan Belanda untuk
menyelidiki masalah Irian Barat. Hasil kerja Komisi ini harus dilaporkan dalam
Konferensi Tingkat Menteri II di Den Haag pada bulan Desember 1950. Ternyata
pembicaraan dalam tingkat ini tidak menghasilkan penyelesaian masalah Irian
Barat. Pertemuan Bilateral Indonesia Belanda berturut-turut
diadakan pada tahun 1952 dan 1954, namun hasilnya tetap sama, yaitu Belanda
enggan mengembalikan Irian Barat kepada Indonesia sesuai hasil KMB.
2. Melalui
Forum PBB
Setelah perundingan bilateral yang dilaksanakan pada
tahun 1950, 1952 dan 1954 mengalami kegagalan, Indonesia berupaya mengajukan
masalah Irian Barat dalam forum PBB. Sidang Umum PBB yang pertama kali membahas
masalah Irian Barat dilaksanakan tanggal 10 Desember 1954. Sidang ini gagal
untuk mendapatkan 2/3 suara dukungan yang diperlukan untuk mendesak Belanda. Indonesia secara bertrurut turut mengajukan lagi sengketa Irian Barat dalam
Majelis Umum X tahun 1955, Majelis Umum XI tahun 1956, dan Majelis Umum XII
tahun 1957. Tetapi hasil pemungutan suara yang diperoleh tidak dapat memperoleh
2/3 suara yang diperlukan.
3. Dukungan
Negara Negara Asia Afrika (KAA)
Gagal melalui cara bilateral, Indonesia juga menempuh
jalur diplomasi secara regional dengan mencari dukungan dari negara-negara Asia
Afrika. Konferensi Asia Afrika yang diadakan di Indonesia tahun 1955 dan
dihadiri oleh 29 negara-negara di kawasan Asia Afrika, secara bulat mendukung
upaya bangsa Indonesia untuk memperoleh kembali Irian sebagai wilayah yang sah
dari RI. Namun suara bangsa-bangsa Asia Afrika di dalam forum
PBB tetap tidak dapat menarik dukungan internasional dalam sidang Majelis Umum
PBB.
C.
Perjuangan dengan konfrontasi politik dan ekonomi
Kegagalan pemerintah Indonesia untuk mengembalikan
Irian Barat baik secara bilateral, Forum PBB dan dukungan Asia Afrika, membuat
pemerintah RI menempuh jalan lain pengembalian Irian Barat, yaitu jalur
konfrontasi. Berikut ini adalah upaya Indonesia mengembalikan Irian melalui
jalur konfrontasi, yang dilakukan secara bertahap.
·
Pembatalan Uni Indonesia Belanda
Setelah menempuh jalur diplomasi sejak tahun 1950, 1952
dan 1954, serta melalui forum PBB tahun 1954 gagal untuk mengembalikan Irian
Barat kedalam pangkuan RI, pemerintah RI mulai bertindak tegas dengan tidak
lagi mengakui Uni Belanda Indonesia yang dibentuk berdasarkan KMB. Ini berarti
bahwa pembatalan Uni Belanda Indonesia secara sepihak oleh pemerintah RI
berarti juga merupakan bentuk pembatalan terhadap isi KMB. Tindakan pemerintah
RI ini juga didukung oleh kalangan masyarakat luas, partai-partai dan berbagai
organisasi politik, yang menganggap bahwa kemerdekaan RI belum lengkap /
sempurna selama Indonesia masih menjadi anggota UNI yang dikepalai oleh Ratu
Belanda. Pada tanggal 3 Mei 1956 Indonesia membatalkan hubungan
Indonesia Belanda, berdasarkan perjanjian KMB. Pembatalan ini dilakukan dengan
Undang Undang No. 13 tahun 1956 yang menyatakan, bahwa untuk selanjutnya
hubungan Indonesia Belanda adalah hubungan yang lazim antara negara yang
berdaulat penuh, berdasarkan hukum internasional. Sementara itu hubungan antara kedua negara semakin
memburuk, karena :
1.
terlibatnya orang-orang Belanda dalam berbagai pergolakan di Indonesia
(APRA, Andi Azis, RMS)
2.
Belanda tetap tidak mau menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia.
·
Pembentukan Pemerintahan Sementara Propinsi Irian
Barat di Soasiu (Maluku Utara)
Sesuai dengan Program Kerja Kabinet, Ali
Sastroamidjojo membentuk Propinsi Irian Barat dengan ibu kota Soasiu (Tidore).
Pembentukan propinsi itu diresmikan tanggal 17 Agustus 1956. Propinsi ini
meliputi wilayah Irian Barat yang masih diduduki Belanda dan daerah Tidore,
Oba, Weda, Patrani, serta Wasile di Maluku Utara.
·
Pemogokan Total Buruh Indonesia
Sepuluh tahun menempuh jalan damai, tidak menghasilkan
apapun. Karena itu, pada tanggal 18 Nopember 1957 dilancarkan aksi-aksi
pembebasan Irian Barat di seluruh tanah air. Dalam rapat umum yang diadakan
hari itu, segera diikuti pemogokan total oleh buruh-buruh yang bekerja pada
perusahaan-perusahaan milik Belanda pada tanggal 2 Desember 1957. Pada
hari itu juga pemerintah RI mengeluarkan larangan bagi beredarnya semua terbitan
dan film yang menggunakan bahasa Belanda. Kemudian KLM dilarang mendarat dan
terbang di seluruh wilayah Indonesia.
·
Nasionalisasi Perusahaan Milik Belanda
Pada tanggal 3 Desember 1957 semua kegiatan perwakilan
konsuler Belanda di Indonesia diminta untuk dihentikan. Kemudian terjadi
serentetan aksi pengambil alihan modal perusahaan-perusahaan milik Belanda di
Indonesia, yang semula dilakukan secara spontan oleh rakyat dan buruh yang
bekerja pada perusahaan-perusahaan Belanda ini. Namun kemudian ditampung dan
dilakukan secara teratur oleh pemerintah. Pengambilalihan modal perusahaan
perusahaan milik Belanda tersebut oleh pemerintah kemudian diatur dengan
Peraturan Pemerintah No. 23 tahun 1958.
·
Pemutusan hubungan diplomatik
Hubungan diplomatik Indonesia – Belanda bertambah
tegang dan mencapai puncaknya ketika pemerintah Indonesia memutuskan hubungan
diplomatik dengan Belanda. Dalam pidato Presiden yang berjudul ”Jalan Revolusi Kita Bagaikan Malaikat Turun
Dari Langit (Jarek)” pada peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan
RI ke 15, tanggal 17 Agustus 1960, presiden memaklumkanpemutusan hubungan
diplomatik dengan Belanda. Tindakan ini merupakan reaksi
atas sikap Belanda yang dianggap tidak menghendaki penyelesaian secara damai
pengembalian Irian Barat kepada Indonesia. Bahkan, menjelang bulan Agustus
1960, Belanda mengirimkan kapal induk ” Karel Doorman ke Irian melalui Jepang.
Disamping meningkatkan armada lautnya, Belanda juga memperkuat armada udaranya
dan angkutan darat nya di Irian Barat. Karena itulah pemerintah RI mulai
menyusun kekuatan bersenjatanya untuk mempersiapkan segala sesuatu kemungkinan.
Konfrontasi militer pun dimulai.
D.
Tri Komando Rakyat (Trikora)
v Dalam pidato ”Membangun Dunia Kembali” di forum PBB tanggal
30 September 1960, Presiden Soekarno berujar, ”......Kami telah mengadakan perundingan-perundingan bilateral......harapan
lenyap, kesadaran hilang, bahkan toleransi pu n mencapai batasnya. Semuanya itu
telah habis dan Belanda tidak memberikan alternatif lainnya, kecuali
memperkeras sikap kami.”
Tindakan konfrontasi politik dan ekonomi yang
dilancarkan Indonesia ternyata belum mampu memaksa Belanda untuk menyerahkan
Irian Barat. Pada bulan April 1961 Belanda membentuk Dewan Papua, bahkan dalam
Sidang umum PBB September 1961, Belanda mengumumkan berdirinya Negara Papua.
Untuk mempertegas keberadaan Negara Papua, Belanda mendatangkan kapal induk
”Karel Doorman” ke Irian Barat.
Terdesak oleh persiapan perang Indonesia itu, Belanda
dalam sidang Majelis Umum PBB XVI tahun 1961 mengajukan usulan dekolonisasi di
Irian Barat, yang dikenal dengan ”Rencana Luns”.
Menganggapi rencana licik Belanda tersebut, pada
tanggal 19 Desember 1961 bertempat di Yogyakarta, Presiden Soekarno mengumumkan
TRIKORA dalam rapat raksasi di alun-alun utara Yogyakarta, yang isinya :
1. Gagalkan berdirinya negara Boneka Papua
bentukan Belanda
2. Kibarkan sang Merah Putih di irtian Jaya tanah
air Indonesia
3. Bersiap melaksanakan mobilisasi umum
v Pembentukan Komando Mandala Pembebasan Irian Barat
Sebagai langkah pertama pelaksanaan Trikora adalah
pembentukan suatu komando operasi, yang diberi nama ”Komando Mandala Pembebasan
Irian Barat”. Sebagai panglima komando adalah Brigjend. Soeharto yang kermudian
pangkatnya dinaikkan menjadi Mayor Jenderal.
Panglima Komando : Mayjend. Soeharto
Wakil Panglima I : Kolonel Laut Subono
Wakil Panglima II : Kolonel Udara Leo
Wattimena
Kepala Staf Gabungan : Kolonel Ahmad Tahir
Komando Mandala yang bermarkas di Makasar ini
mempunyai dua tujuan :
1. merencanakan, menyiapkan dan melaksanakan operasi militer untuk
mengembalikan Irian barat ke dalam kekuasaan Republik Indonesia
2. mengembangkan situasi militer di wilayah Irian barat sesuai dengan
perkembangan perjuangan di bidang diplomasi supaya dalam waktu singkat
diciptakan daerah daerah bebas de facto atau unsur pemerintah RI di wilayah
Irian Barat
Dalam upaya melaksanakan tujuan tersebut, Komando
Mandala membuat strategi dengan membagi operasi pembebasan Irian Barat menjadi
tiga fase, yaitu :
1. Fase infiltrasi
Dimulai pada awal Januari tahun 1962 sampai dengan
akhir tahun 1962, dengan memasukkan 10 kompi ke sekitar sasaaran tertentu untuk
menciptakan daerah bebas de facto.
2. Fase Eksploitasi
Dimulai pada awal Januari 1964 sampai dengan akhir
tahun 1963, dengan mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan,
menduduki semua pos pertahanan musuh yang penting.
3. Fase Konsolidasi
Dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 1964, dengan
menegakkan kekuasaan RI secara mutlak di seluruh Irian Barat. Sebelum Komando mandala bekerja aktif, unsur militer yang tergabung dalam
Motor Boat Torpedo (MTB) telah melakukan penyusupan ke Irian Barat. Namun
kedatangan pasukan ini diketahui oleh Belanda, sehingga pecah pertempuran di
Laut Arafura. Dalam pertempuran yang sangat dahsyat ini, MTB Macan Tutul
berhasil ditenggelamkan oleh Belanda dan mengakibatkan gugurnya komandan MTB
Macan Tutul Yoshafat Sudarso (Pahlawan Trikora). Sesuai dengan tugas dari Sekjend
PBB ( U Than ), Elsworth Bunker pun mengadakan penelitian masalah ini, dan
mengajukan usulan yang dikenal dengan ”Proposal Bunker”. Adapun isi Proposal Bunker tersebut adalah
sebagai berikut :
”Belanda harus menyerahkan kedaulatan atas Irian barat kepada Indonesia
melalui PBB dalam jangka waktu paling lambat dua tahun”
Usulan ini menimbulkan reaksi :
1. Dari Indonesia : meminta supaya waktu
penyerahan diperpendek
2. Dari Belanda : setuju melalui PBB,
tetapi tetap diserahkan kepada Negara Papua Merdeka.
v Operasi Jaya Wijaya
Pelaksanaan Operasi :
1.
Maret - Agustus 1962 dilancarkan operasi pendaratan melalui laut dan udara
2.
Rencana serangan terbuka untuk
merebut Irian Barat sebagai suatu operasi penentuan, yang diberi nama Operasi
Jaya wijaya”. Pelaksanaan operasi adalah sebagai berikut :
a.
Angkatan Laut Mandala dipimpin oleh Kolonel Soedomo membentuk tugas amphibi
17, terdiri dari 7 gugus tugas
b.
Angkatan Udara Mandala membentuk enam kesatuan tempur baru.
Sementara itu sebelum operasi Jayawijaya dilaksanakan,
diadakan perundingan di Markas Besar PBB pada tanggal 15 Agustus 1962, yang
menghasilkan suatu resolusi penghentian tembak menembak pada tanggal 18 Agustus
1962.
E.
Persetujuan New York
Setelah operasi-operasi infiltrasi mulai mengepung
beberapa kota penting di Irian Barat, sadarlah Belanda dan sekutu-sekutunya,
bahwa Indonesia tidak main-main untuk merebut kembali Irian Barat. Atas desakan
Amerika Serikat, Belanda bersedia menyerahkan irian Barat kepada Indonesia
melalui Persetujuan New York / New York Agreement.
Isi Pokok persetujuan :
1. Paling lambat 1 Oktober 1962 pemerintahan
sementara PBB (UNTEA) akan menerima serah terima pemerintahan dari tangan
Belanda dan sejak saat itu bendera merah putih diperbolehkan berkibar di Irian
Barat..
2. Pada tanggal 31 Desember 11962 bendera merah
putih berkibar disamping bendera PBB.
3. Pemulangan anggota anggota sipil dan militer
Belanda sudah harus selesai tanggal 1 Mei 1963
4. Selambat lambatnya tanggal 1 Mei 1963
pemerintah RI secara resmi menerima penyerahan pemerintahan Irian Barat dari
tangan PBB
5. Indonesia harus menerima kewajiban untuk
mengadakan Penentuan Pendapat rakyat di Irian Barat, paling lambat sebelum
akhir tahun 1969.
Sesuai dengan perjanjian New York, pada tanggal 1 Mei
1963 berlangsung upacara serah terima Irian Barat dari UNTEA kepada pemerintah
RI. Upacara berlangsung di Hollandia (Jayapura). Dalam peristiwa itu bendera
PBB diturunkan dan berkibarlah merah putih yang menandai resminya Irian Barat
menjadi propinsi ke 26. Nama Irian Barat diubah menjadi Irian Jaya ( sekarang
Papua )
F.
Arti penting penentuan pendapat
rakyat (Pepera) di Irian Barat
Pada tahun 1969
diselenggarakanlah Penetuan Pendapat Rakyat ( Pepera ) di Irian Barat dan hasilnya
adalah bahwa rakyat Irian Barat tetap menghendaki sebagai bagian
dari wilayah Republik Indonesia.
Penyelesaian sengketa masalah Irian Barat
anatara Indonesia dengan Belanda melalui Persetujuan New York dan dilanjutkan
dengan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) merupakan cara yang adil. Dalam
persoalan Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat= plebisit) menurut Persetujuan New
York, pihak Belanda juga menenjukan sikapnya yang baik.
Hasil dari Pepera yang
memutuskan secara bulat bahwa Irian Barat tetap merupakan bagian dari
Indonesia. Hasil Pepera ini membuka jalan bagi persahabatan RI-Belanda.
Lebih-lebih setelah tahun 1965, hubungan RI-Belanda sangat akrab dan banyak
sekali bantuan dari Belanda kepada Indonesia baik melalui IGGI (Inter
Governmental Grouf for Indonesia) atau diluarnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://widhisejarahblog.blogspot.com/2010/09/perjuangan-bangsa-indonesia-merebut.html
http://www.scribd.com/doc/72936310/Makalah-Sejarah-Pembebasan-Irian-Barat
Sutarto.(2008) IPS untuk SMP/MTs
Kelas IX.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar